Perlunya Refleksi dan Analisa Diri Menuju Realiasasi Hakikat Hidup
Pertama Niat kita sadari atau tidak sekalipun yang kita lakukan pasti awalnya ada niatan atau harapan untuk melakukannya. Apapun itu sebagaimana teori atas Empirisme. namaun tak jarang pula ada yang kita niatkan, itu hanya selancar hidup dalam dunia Utopia. sebatas kita niat, membayangkan tanpa adanya tindakan, kira-kira apa esensi niat itu sendiri. sebenarnya jika hanya sebatas angan sajadan tak berbekas, Namun jika kita melirik dalam prinsip beragama niat adalah yang Number one, semisal tidak syah sholat suatu umat, jika tidak berniat dalam step stepnnya sholat, dan akan sia-sia sama sekali.
Nah dari sini, bukan nya saya melebebarkan atau memperpanjang masalah terkait ini dari kontrak awal, hanya saja berbagi membuang hal yang kotor dalam fikiran kita, agar bersih kembali dalam refleksi diri dan analisa diri sendiri. Apakah niat sebagai barometer tercapainya sebuah tujuan/ impian? saya raya belum tentu, hampir ke kata TIDAK karena apa? karena tindakan dan laku serta tindakan kitalah esensi Niat sebenarnya. namun saa masih menyakini bahwa niatlah yang akan membangun sikap, tingkah, dan laku kita.
Namun garis bawah dan titik temmu prihal niat kembali ke diri kita sendiri. Abdau Bismillah.
Kedua Isriqomah, masalah istiqomah sebenarnya inilah yang sulit yang kita lakukan dalam segala aspek baik keagamaan, sosial, bahkan untuk diri sendiri. berbicara korelasi dari Niat dan Istiqomah, sebenarnya 2 hal yang include dalam 1 hakikat sejati seuatu kehidupan. Karena Istiqomah, bicara konsisten dan komitmen berjalan baik itu di jalan yang terang yang jelas maupun jalan sesat yang benar, bisa terlaksana suatu niatan yakni perlunya ada komitmen dalam melakukan berbagai aspek yang sudah kita niatkan.
Bicara keistiqomaan saya kira ini perkara intern dari individu , bicara bisa atau tidak kita melakukan sautu hal dan sampaikah kita pada cita yang kita angankan pasti bisa, yang perlu kita tanyan buakan kepada orang atau siapaun sebenarnya namun yang terpat ialah mau atau kah tidak kitaa melaukan nya. Dengan di bumbui atau pun di beri toping Istiqomah apapun yang kita niat dan lakukan insya allah dengan keyakina kita itu semua kan bisa kita lakukan dan kita gapai. Sebaimana maqolah hadrotus syech yang perna kita temui dan kita dengar bahawa allah akan memeberi suatu keistimewahaan bagi orang yang ber istiqomah dlam hal apapun itu yang terpenting dalam haluan amar makruf nahi munkar.
Kesimpulan nya yang bisa saya ambil dari apa yang sudah di tulis diatas yakni, jadi bahwa sanya pelajaran atau refleksi yang dapat kita ambil dari kutipan di atas ialah, bahawa sudah sifat dari manusia berandai/berharap bahkan bermimpi melakukan atau menjadi yang lebih baik , namun harus kita sadari bersama bahwa kita tidak cukup hanya ber angan menjadi. Namun yang perlu kita refleksi ialah bagaimana kita sasmpa pada anganyang sudah kita niatkan, bahawasanya hal yang paling awak kita persiapkan atau kita fikirkan ialah kemana kita berjalan apa yang akan kita tuju karena cara akan bisa dimunclkan dalam akal sekaligus fikiran kita ketika kita sudah menentukan tujuan kia.
Bukan kah cara mencapai hasil itu yang sangat berharga dari pada hasil itu sendiri, kedepan semoga hati dan fikiran bisa sejalan bisa di realisasikan dalam bentuk tindakan dan ke istiqomahan dalam merajut asa dan menjalani serta melalui masa.
SEKIAN MUNGKIN KATA AKHIRNYA IALAH KATA TAK SAMPAI
Ditulis oleh
Ahmad Zaqi Azkal Azkiak
Comments
Post a comment